![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtIOuNAS9G5rk5yihPPt2lnMBrwhgu1RAwlsRjnfj4NiPEXhqDXFgwB6ZKNHVQ1qqh9xsg8ue1Brvh5M9ZYaVJFSv9fwLfwLQ4URgkPHA4SQxW4DdxHCq6qXAlrlQKgG-3mIy8trvlMaTg/s400/s1147150428_323739_1732.jpg)
Eropa khususnya ,sejak bebearapa dekade dulu mungkin sudah kita kenal melalui klub-klub besar liga-liga topnya seperti Serie-A Italia,Primera liga Spanyol,EPL Inggris telah menjadikan sepakbola ini sebagai industri ,dimana masing-masing klub mendapatkan masukan besar dari pihak sponsor.Oleh karena itu masing-masing klub dengan begitu mudahnya mendatangkan pemain-pemain bintang dunia.
Selain pemasukan dari sponsor masing-masing klub mendapat pemasukan penjualan duplikat kostum serta penjualan aksesoris yang menjadi ikon dari klub itu sendiri.
Untuk mencari sponsor yang bisa menyokong dana yang cukup besar mungkin sulit rasanya bagi klub-klub peserta Liga Indonesia,akan tetapi untuk mencari pemasukan tambahan klub dari penjualan duplikat kostum dan aksesoris lainnya mungkin dan pasti bisa rasanya.Mengapa tidak dilakukan?mungkin inilah kelemahan klub-klub Indonesia .
Timbul pertanyaan ,mengapa penjualan duplikat serta aksesoris klub-klub Eropa diminati diseluruh dunia?kenapa klub-klub di Indonesia tidak?Jawabannya mudah saja kostum klub-klub Eropa itu sangat menarik untuk dipakai karena desain bagus dan mempunyaiu ciri khas masing-masing klubnya.
Bandingkan dengan klub-klub Liga Indonesia dengan desain yang boleh dibilang kurang menarik dan hampir semua klub mempunya corak kostum yang sama,mungkin yang memebedakannya cuma warna.Lihat lah penempatan lambang liga yang mencangkup sponsor didada di pajang begitu besar ,sehingga meneggelamkan ciri khas kostum klub itu sendiri .Seharusnya lambang liga diletakan dilengan dan sponsor didada dengan desain yang indah.
Zelfejri Bakri
Jl.Kabun Sei Bangek No.32 Padang,25174
Note : Tulisan ini dimuat koran GO - Media Olahraga edisi Jumat 15 Juli 2007